Apoteker, Kenali Dulu Apa Itu Marketing!

 

[0:00:01-0:01:32]

Hai Swipers, perkenalkan nama saya Immanuela Hutagalung, direktur marketing SwipeRX Indonesia. Industri farmasi mengalami perkembangan yang sangatlah cepat. Salah satu penyebabnya adalah pandemi. Kita dituntut untuk selalu update dan menambah wawasan kita agar dapat beradaptasi dan bertahan di industri yang kita jalani, khususnya industri farmasi. Melalui konten perdana ini, perkenalkan SwipeRX Academy. SwipeRX Academy merupakan wadah atau konten edukasi yang diinisiasi SwipeRX Indonesia, guna menambah wawasan khususnya para pekerja di industri farmasi. Ada dua konten yang akan menjadi bagian dalam SwipeRX Academy. Pertama adalah Meet The Expert dengan konsep podcast, lalu yang kedua adalah Swipreneur dan Farma Kepo dengan konsep lecture style. Nah, kita masuk episode perdana Swipreneur dengan kategori marketing, dengan topik introduction to marketing. Kita akan mulai dengan bab apa itu marketing. Perlu diketahui lagi, dalam satu bab video ini akan kami potong menjadi 3 bagian. Jadi saya harapkan teman-teman untuk selalu mengikuti materi dengan benar, agar mendapatkan wawasan secara utuh. Maka dari itu, jangan lupa untuk subscribe like dan share. Serta jangan lupa aktifkan fitur lonceng untuk mendapatkan notifikasi konten selanjutnya.

 

 

[0:01:37-0:03:07]

Jadi kalau kita bilang, apa sih sebenarnya marketing itu? Ini salah satu mentor juga bagi saya di dunia marketing, yaitu Al Ries sama Jack Trout. Jadi mereka berdua bilang adalah marketing itu sebenarnya adalah pertempuran di dalam benak para konsumen. Sehingga positioning adalah yang terutama. Saya cukup setuju dengan mereka. Kenapa? Karena kalau kita bikin bisnis, maka yang paling penting adalah positioning. Kita harus membuat diri kita berbeda dengan lainnya. Pada chapter-chapter ini saya akan menjelaskan dasar pemasaran secara general dulu. Saya tidak akan terlalu banyak untuk membicarakan marketing di dunia apotek, karena menurut saya kita harus punya fondasi yang benar dulu terhadap teori marketing. Baru nanti di video-video kami selanjutnya, itu akan dijelaskan bagaimana marketing di dunia apotek tersebut. Nah, kita contoh kalau kita lihat gambar yang ada di layar kaca dari Swipers. Let’s say, misalnya ada satu merk di sini, saya akan keluarkan Volvo. Volvo itu positioning-nya sangat jelas. Mereka punya positioning adalah safety atau keamanan. Jadi kalo orang mau beli mobil yang fitur keamanannya atau diposisikan keamanannya yang paling baik sedunia, belilah merk Volvo. Ada juga merk BMW. Nah, kalau kita lihat kan sebenarnya Volvo sama BMW itu sama-sama mobil mahal, tapi positioning yang berbeda. Apakah target marketnya sama? Sama.

 

 

[0:03:07-0:04:29]

Sama-sama orang kaya. Sama-sama mobil yang sangat mewah dan mahal, tapi positioning-nya yang berbeda. Jadi apa ini positioning dari BMW? Simpel, BMW selalu bilang adalah driving pleasure. Jadi ini ditargetkan untuk orang-orang kaya, biasanya eksekutif muda, belum terlalu berumur, dan suka nyetir sendiri. Maka sangat nyaman sekali kalau kita bawa BMW itu nyetir sendiri dan bukan disetirin. Nah, ada satu lagi merk berikutnya, yaitu Mercedes Benz. Sama-sama untuk orang kaya, mobil kelas atas. Tapi positioning mereka bukan safety, bukan driving pleasure, tapi perfection. Jadi kalau mau mobil yang mahal, yang perfect banget built quality-nya belilah Mercedes Benz. Nah, apa perbedaannya antara konsumen yang membeli BMW dengan membeli Mercedes? Simpel. Kalau tadi BMW itu untuk anak muda atau eksekutif muda nyetir sendiri dan lebih enak disetirin sendiri, kalau Mercedes itu lebih untuk ke yang lebih ke bapak bapaklah. Sudah lebih berumur dibandingkan BMW, tapi enaknya disetirin. Makanya kalau misal Mercedes itu enaknya duduk di belakang, bukan duduk di depan. Nah itu adalah perbedaan antara positioning positioning yang bisa kita ketahui. Mengapa positioning itu sangat penting. Nah, pertanyaan yang nanti ke apotek Swipers adalah di manakah atau bagaimanakah positioning untuk Apotek para Swipers.

 

 

[0:04:30-0:05:59]

Teori kedua untuk marketing itu saya ambil dari Philip Kotler, the marketing gurulah. Kita siapa yang enggak tahulah sama Philip Kotler. Di sini Kotler lebih ngomong begini. Bahwa marketing itu adalah proses sosial serta manajerial, yang di dalamnya terdapat individu serta kelompok yang memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan, dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai untuk pihak lain. Jadi baik kelompok maupun individu, untuk mendapatkan sesuatu kita harus trade. Kita harus pertukaran sesuatu. Itu yang Kotler sampaikan. Ini adalah teori yang paling sering saya gunakan. Ini dari The Chartered Institute of Marketing. Jadi di sini mereka katakan begini. Marketing adalah proses pemasaran yang bertujuan untuk identifikasi, antisipasi, dan kepuasan pelanggan yang bertujuan untuk menciptakan atau mendapatkan profit. Contoh nih, kita suka bertanya identifikasinya seperti apa misalnya. Ada namanya proses identifikasi yang saya bilang, di dalam proses identifikasi kita harus tahu dulu nih. Kita harus riset dulu, needs and wants dari konsumen kita itu apa. Kadang-kadang kita suka lupa. Apa yang kita inginkan belum tentu yang kita butuhkan. Saya ulang. Apa yang kita inginkan belum tentu yang kita butuhkan. Tapi yang kita butuhkan sebenarnya itu adalah yang kita inginkan, walaupun dalam berbagai kasus itu belum tentu

 

 

[0:06:00-0:07:03]

Saya mau kasih contoh dari 3 brand yang sangat menarik ini. Ini untuk masalah riset needs and wants. Jadi ketika KFC masuk pertama kali ke Indonesia, KFC itu berpendapat bahwa oh iya ya, orang Indonesia itu sangat suka ayam. Makanya bisnis ayam tuh kayaknya bisa sangat merajalela di Indonesia, dan itu bisa dibuktikan. Dari zaman dulu tuh, yang namanya Ayam dari KFC sampai di pinggir jalan yang seperti KFC ya itu banyak laku. Sampai sekarang pun, baik itu kelas bawah, menengah, sampai atas, yang namanya jualan ayam tetap akan tetap laku. Nah, ini dilakukan juga oleh McDonald’s. McDonald’s di luar negeri sana itu tidak menjual ayam, tapi mereka tahu, ketika mereka melakukan riset mereka tahu bahwa yang orang Indonesia suka ayam. That’s why mereka keluarin menu ayam. Dan ini juga yang dilakukan oleh Burger King. Mereka bukan hanya jualan burger saat ini, tapi khusus di Indonesia mereka jualan ayam dan nasi. Karena supaya Swipers juga tahu, salah satu kontribusi terbesar dalam bisnis untuk fastfood ini adalah ayam dan nasi.

 

[0:07:04-0:08:15]

Jadi ini berawal semuanya dari riset. Nah, inilah makanya saya bilang proses Identifikasi itu sangat penting. Proses yang kedua, berdasarkan Chartered Institute of marketing tadi, definisi dari marketing, adalah proses antisipasi. Di proses antisipasi, maka kita harus tahu perubahan tren. Ingat jaman dulu ketika lagi trennya sepeda Fixie, semua orang maka beli sepeda Fixie. Dari yang asli sampai yang palsu, sampai yang menyerupai. Sampai saya ingat banget tuh, dulu saya lihat sepeda tuh di dibikin seperti Fixie, sampai dicat di pilox gitu supaya persis kayak Fixie gitu. Nah itu yang saya bilang, trennya. Apakah trennya masih ada sampai sekarang? No. Sekarang sudah tidak ada lagi tren untuk Fixie. Tapi tren bersepeda sekarang sudah mulai lagi. Nah begitu juga dengan tren Coffee Shop. Kalau dulu orang pergi ke coffee shop itu benar-benar pengen ngopi, tapi sekarang coffee shop itu lebih untuk tempat berkumpul bersosialisasi. Nah, bagaimana dengan misalnya kita melihat perubahan perilaku. Sekarang kan kita tahu, bahwa sekarang ini generasi Z itu mulai naik daun. Generasi Z itu adalah generasi yang ketika mereka lahir mereka sudah berada di zaman digital. Jadi seperti yang sering saya sampaikan

 

 

[0:08:16-0:09:36]

Kalau dulu misalnya belum ada yang namanya go-food atau grab food atau shopee food, kita harus tunggu tukang nasi goreng lewat di rumah depan rumah kita Jam 9 malam setiap harinya. Tapi kalau sekarang jam berapa pun 24/7 dan kapanpun, kita bisa buka handphone, dengan jempol kita bisa order makanan tersebut. Berarti kan perilakunya juga sudah berubah. Tren berubah, perilaku berubah. Nah yang ketiga adalah proses kompetitor. Ya kita harus tahu nih, antisipasi untuk kompetitor. Contoh sekarang, kita tahu Air Asia sekarang lagi buat yang namanya Air-Asia food. Jadi ini adalah perubahan-perubahan kompetitor yang mesti kita hadapi dan kita antisipasi. Nah, yang terakhir adalah proses kepuasan. Gimana kita harus bisa memuaskan pelanggan kita. Kuncinya di mana? Kuncinya adalah pemuasan terhadap needs sama wants, dan kita jalankan itu 7P’s dengan baik dan benar. Karena bisnis apotek adalah bisnis jasa, berarti kita ngomong 7P’s. 7P bukan 4P. Pastikan 7P’s kita lebih efektif dan efisien daripada kompetitor. Nextnya, saya akan lebih menjelaskan apa sih sebenarnya bedanya needs, wants, sama demands. Tapi sebelum itu, jangan lupa untuk subscribe, like, dan share. Dan jangan lupa juga nyalakan fitur loncengnya untuk mendapatkan notifikasi konten dari kami selanjutnya.

Berlangganan Newsletter

Berita Lainnya